Kader HMI, Kembali Kepada Semangat 05-02-1947!!!
Review Kader HMI
dok pribadi
Kita perlu bercermin, organisasi itu bias besar bukan karena kuantitasnya, namun kualitas kadernya. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena kenyataanya sekarang seperti itu, berbanding tebalik dengan kenyataan di masa HMI masih bayi. Pembenahan di bidang pengembangan sumber daya kader yang minim membuat sebagian kader HMI hanya ikut bernaung di bawah nama besar HMI, hanya menjadikan HMI sebagai tamengnya di dunia kemahasiswaan dan tidak mampu memberikan apa-apa bagi HMI. Sangat menyedihkan memang, HMI sebagai organisasi kemahasiswaan terbesar di bumi pertiwi ini kini seperti terdiam. Ideologi pembaharuan dan wawasan kebangsaan yang ditawarkan oelh Lafran pane di dalam tubuh HMI harus kita gubah kembali. Follow up dari tujuan HMI itu sendiri tidak akan berjalan jika tidak kadernya yang menjalankannya.
Kelahiran HMI pada 5 Februari 1947 dalam situasi masa revolusi mencoba memusnahkan dan memberantas ketidakadilan yang terwujud dalam situasi kolonialisme. Berbeda dengan masa sekarang, HMI berada di tengah situasi reformasi yang semakin menuntut para kadernya peka dengan masalah-masalah yang sedang berkecamuk di negeri ini. Namun, jangnkan untuk menyerbu keluar, saat ini banyak kader-kader HMI yang terkungkung dalam situasi maslah internal yang sangat pelik untuk ditepis. Semangat juang terhadap visi HMI seakan tidak mampu dibangkitkan dan tampil sebagia pecut semangat kader HMI dewasa ini. Kepekaan terhadap masalah-masalah social yang cenderung menyudutkan masyarakat seperti tidak mampu tersentuh sepenuhnya oleh kader-kader HMI.
HMI yang didirikan oleh Lafran Pane sebagai usaha beliau untuk mengangkat derajat Islam sebagai sesuatu yang lebih tinggi di mata mahasiswa, mengubah mindset kebanyakan mahasiswa kala itu yang beranggapan islam itu kuno juga menjadi tanggung jawab kita saat ini. Jarak antara generasi Lafran Pane dan kita sekarang ini memanglah sangat jauh, namun bermodalkan tujuan dasar HMI, perjuangan menuju pencerahan ini bisa kita capai bersama. Kesatuan hati dan rasa memiliki terhadap himpunan dan memberikan yang terbaik atas himpunan adalah jalan terbaik untuk membenahi kader dan HMI itu sendiri. Pendirian HMI itu sendiri salah satunya bertujuan menciptakan “santri yang intelektual serta intelektual yang santri dan muslim nasionalis”.
Kita harus membuka kembali lembaran-lembaran lama tentang ke-HMI-an yang akan membbuka kembali wawasan kita betapa tangguhnya HMI di masa dulu dengan kader yang tidak sebanyak seperti sekarang. Sangat sedih rasanya jika kita yang dari jumlah kuantitas menang dari kuantitas kader-kader HMI dulu yang kini jadi alumni tidak mampu memberikan sesuatu yang lebih bagi HMI dan bangsa ini. Kader-kader HMI sekarang harus memproklamirkan diri kita merdeka dari belenggu rantai yang melingkar di tubuh HMI. Kita harus bergerak, perubahan HMI tidak akan terjadi begitu saja tanpa kita yang berupaya menjadi lebih baik.
64 tahun bukanlah usia yang muda lagi. Sudah setengah abad lebih HMI menikmati pasang surut iklim negeri ini. Selama itu, sudah berapa banyak tokoh politik, tokoh masyarakat, para intelektual kebangsaan dan tokoh-tokoh lainnya yang lahir dari wujud pengkaderan HMI. Namun, malu rasanya jika kita menyebut diri kita kader HMI jika kita tidak mampu memberikan suatu perubahan ke arah yang lebih baik terhadap HMI. Sudah sepantasnya kita memberikan hadiah yang berisi semangat juang yang membara untuk membangun bangsa ini menuju lebih baik. Semangat yang harus kita tiru dari laku sunyi Prof. Dr. Lafran Pane, sehingga kita mampu memberikan kado terindah untuk HMI tercinta.
NB: Tulisan ini sebelumnya di Publikasikan Penulis ketika Harlah HMI di tahun 2011, hanya di grup FB Komisariat
Dengan Ikhtiar dan Doa Yakin Usaha Sampai
catatan orat oret
Post a Comment for "Kader HMI, Kembali Kepada Semangat 05-02-1947!!!"
Post a Comment