Mendahului
Beberapa malam yg telah lewat, tak sengaja pandangan ini tertuju pada acara berita sport yang ditayangkan oleh sebuah TV Swasta. Di tayangan tersebut tepat menceritakan sebuah klub dari Serie A Italy. Klub itu identik dengan warna ungu menyelimuti 50% dari warna logo klubnya, bahkan jerseynya selalu berwarna ungu. Klub itu adalah ACF Fiorentina. Ketika host acara tersebut menyebut kata Forentina, seketika ingatan ini kembali menempuh jarak masa menuju kepada 21 tahun ke belakang. Ya, kata² Fiorentina ini menyegarkan kembali sebuah memori di tahun 2001, dimana waktu itu masih duduk di bangku Sekolah Dasar, tepatnya berada di kelas 6 SD.
Berdasarkan yang masih teringat tentang kala itu, saya duduk di shaf kedua pada baris kedua dari sebelah kiri ruangan kelas itu. Kelasnya berwarna hijau tembaga, namun agak memucat karena mungkin dimakan waktu. Jumlah siswanya secara tepat saya sudah tidak bisa mengingatnya, dikarenakan ada beberapa orang siswa baru dari desa tetangga.
Kembali ke nama Fiorentina, pertama kali saya mengetahui kata ini adalah diwaktu kelas 6 SD tersebut. Dimana, kata itu dijadikan nama oleh teman dekat saya utk suatu proyek kerja kelompok. Iya, kelompok itu bernama Kelompok Fiorentina. Kelompok kami ini terdiri dari 3 orang, dan kami memang sahabatan sejak lama. Sebut saja mereka Andre & Hanter. Andre memiliki perawakan agak gemuk diantara kami sekelas. Dan Hanter, perawakannya biasa saja seperti kami sekelas lainnya, namun ciri fisik yg menonjol padanya adalah berkulit kuning langsat terang serta bermata agak sipit. Hanter inilah yang berinisiatif memberi kelompok kami dengan nama Fiorentina.
Bagi saya, jujur saja mendengar kata Fiorentina itu mungkin baru pertama kali. Walaupun saya menyukai sepakbola, tapi soal urusan nama2 club di liga Eropa, saya sangat awam. Maklum saja, dirumah saya waktu itu hanya ada televisi berwarna hitam putih dengan mika berwarna biru berukuran 14inch. Benda ini hanya bisa menerima siaran TVRI saja, sedangkan kala itu banyak orang di desa telah menggunakan TV berwarna dengan antenna Parabola, yang tentunya mendapatkan siaran² TV Swasta yang bermacam², termasuk bisa menonton sepakbola.
Oh iya, setelah selesai bersekolah di SD, kami memasuki sekolah yang berbeda, walaupun tetap berada di desa yang sama. Andre dan Hanter bersekolah di SMPN, sedangkan saya bersekolah di MTs Swasta.
Ingatan selanjutnya mengarah ke 3,5 tahun setelahnya, Mei tahun 2005. Waktu itu, tidak lama setelah selesai pelaksanaan Ujian Akhir Nasional (UAN). Tepatnya hari jum'at setelah sholat jum'at, kami bertiga berkumpul dan saling menanyakan tujuan kemana melanjutkan sekolah selepas selesai tingkat menengah ini. Andre & Hanter mengungkapkan bahwa mereka akan melanjutkan ke SMU yang ada di desa. Sedangkan saya, waktu itu masih belum memutuskan mau kemana. Kamipun tetap saja akrab, walaupun tidak satu sekolah lagi.
Dua hari setelahnya yaitu hari minggu, saya mendapatkan kabar dari Hanter bahwa Andre sedang sakit dan dirawat di rumah sakit di Kota.
Pada pagi selasa, terdengar pengumuman dari masjid tempat kami biasa sholat jum'at. Siaran pengumuman itu menjelaskan bahwa Andre telah meninggal dunia. Dia telah menyelesaikan tugasnya di dunia ini, dia tak perlu lagi mengkhawatirkan segala macam ujian hidup, apalagi hanyar sekedar ujian sekolah, pikirku begitu. Saya dan Hanter kala itu merasa sangat kehilangan seorang sosok sahabat yang sangat periang & teramat menyenangkan.
Waktupun berlalu, saya telah memutuskan masuk ke Madrasah Aliyah, dan Hanter tetap pada tujuannya yaitu SMU. Kebiasaan kami utk bertukar kabar dan cerita selepas sholat jum'at berjamaah masih terus berlanjut. Hingga pada tahun 2008, pertanyaan yang kami bahas bertiga, di tiga tahun yang lewat selepas menyelesaikan UAN pun kembali mencuat dari mulut Hanter. Saya menjawab waktu itu belum bisa memutuskan, karena masih belum menemukan titik temu kesepakatan dengan ibu saya. Sedangkan Hanter menjawab, dia akan mencoba mengikuti tes masuk di Universitas Negeri di ibukota provinsi. Setelah berbincang beberapa saat, kamipun kemudian berpisah pulang.
Di hari senin, 4 hari setelah pertemuan itu. Saya waktu mendapatkan kabar bahwa Hanter mengalami kecelakaan, dia meninggal di tempat. Penyebabnya adalah dia terjatuh dari motornya, dikarenakan karena ban motor yang dikendarainya menginjak tumpahan minyak yang menggenangi pertigaan jalan raya yang ada di desa kami. Ketika mendapatkan kabar tersebut, saya hanya mampu mengingat pertemuan di masjid 4 hari yang lalu. Tak disangka, itu adalah pertemuan terakhir dengan sahabat yang telah lama bersama.
2 orang sahabat yang menyisakan kenangan masa kecil nan teramat indah. Banyak memori bersama yang tak bisa di uraikan semuanya, satu persatu. Namun, pada akhirnya kami dipisahkan oleh takdir, dengan momen perpisahan yang permulaannya hampir serupa. Alm Andre & Alm Hanter telah selesai menjalankan perannya di dunia ini. Dan hanya saya yang masih menunggu akhir dari perjalanannya.
Hanya berawal dari nama klub Fiorentina, kenangan yang teramat mengesankan sekaligus menyesakkan, kini terlukis ulang di dalam kanvas ingatan.
Ditulis, 4 Maret 2022
Post a Comment for "Mendahului"
Post a Comment