Hanya
Sabar, hanya itu kata yang bisa dia ucapkan padanya. Mungkin itu adalah kata-kata klasik, tapi pada kenyataannya itu mampu memberi sugesti positif bagi setiap jiwa yang suci harapannya.
Tapi mengapa saat mendengar kata itu, gadis kecil itu semakin acuh. Bahkan seperti tak sedikitpun merasakan bias-bias lembut kata sabar. Dia bahkan tak perduli, dengan senyum sinisnya dia berucap kepada lelaki muda yang dimintainya nasihat itu,
sumber gambar: www.spd.org.sg
Gadis itu bertanya.. "terus aku harus bagaimana?" tanyanya.
"Kau lebih baik diam sajalah, seperti aku diam dalam kesalahanku. Kita hanyalah manusia. Kita bukan siapa2 dik. Jika kau mau menangis, silahkan kau menangis, walaupun menangis itu tak menyelesaikan masalahmu,tapi setidaknya mampu mengurangi bebanmu" jawab si lelaki muda.
Keduanya pun terdiam, membeku seperti lilin yg mulai mengering dari lelehnya. Suasana seperti kalut sendiri. Tak ada kata lagi, hingga keduanya berangkat pergi dari tempat mereka berpijak saat itu.
Post a Comment for "Hanya"
Post a Comment